Rekan-rekan pembaca, yang disebut manusia dengan “melihat” adalah penafsiran otak manusia atas sinyal-sinyal listrik yang dikirimkan oleh syaraf-syaraf dibelakang mata manusia. Sebelumnya lensa mata manusia menangkap cahaya yang berasal dari matahari atau sumber cahaya lainnya maupun pantulan cahaya dari suatu benda. Nah Cahaya yang masuk kedalam lensa mata ini diubah oleh enzim dan sejenisnya menjadi sinyal-sinyal listrik yang dibawa oleh syaraf menuju otak (penjelasan mengenai proses ini dapat pembaca temui di VCD Harun Yahya mengenai tubuh manusia yang saya lupa judulnya).
Ketika saya dan rekan-rekan pembaca memejamkan mata, maka dalam otak kita dapat muncul berjuta-juta gambar dari macam-macam wajah manusia, istana yang megah, gubuk reot, dinosaurus, siluman babi ngepet atau bahkan artis-artis yang ganteng dan cantik. Jadi ketika kita memejamkan mata berarti tidak terjadi proses penglihatan. Yang ada hanyalah proses manusia berimajinasi / berkhayal. Ya seperti anda bermimpi ketika tidur. Sekali lagi saya tegaskan yang disebut penglihatan batin pada dasarnya hanyalah hasil kita berimajinasi / berkhayal.
Selain itu, jujur saja saya tidak melihat ada hubungan sedikitpun antara melukis dengan mata tertutup dengan gambar seram yang berhasil dibuat di kanvas seperti dalam acara Pemburu Hantu. Itu mah hanya kemampuan seseorang untuk melukis dengan mata tertutup. Dengan mata terpejam seorang pelukis yang sudah terlatih bisa dengan mudah menggambar wajah abstrak sosok seram setan tengkorak hingga gambar jelas dari wajah lucu Sponge Bob.
Penglihatan batin berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kelompok bela diri Merpati Putih (MP). Sebagian anggota MP mempunyai kemampuan berjalan dengan aman di tempat yang banyak halangan dengan mata tertutup atau bahkan bisa membedakan warna-warna sederhana dari sebuah balon dengan mata tertutup. Yang dilakukan angota MP adalah dengan cara mendeteksi perbedaan panas dan getaran yang ada disekitar mereka bukan dengan penglihatan batin.
Ada hal menarik saya kutipkan dari buku Misteri Hantu (The Unexplained Series: Ghosts) karya John Guy terbitan Elexmedia Komputindo tahun 2001 pada halaman 30 mengenai pemburu hantu di Eopa dan Amerika Serikat:
Di banyak tempat pemburu hantu yang antusias hanya bisa memburu “ekornya” sendiri. Ketika ahli paranormal diminta untuk menyelidiki bangunan yang angker, apakah sepenuhnya yakin bahwa fenomena yang mereka temui bukanlah hasil dari pengalaman bawah sadar mereka? berdasarkan penelitian yang dilakukan Brooke’s Smith, Hunt dan Batchelor, hasil (penampakan hantu dan gejala lain sejenisnya) akan diperoleh ketika kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa paranormal sungguh-sungguh diyakini dan sangat diharapkan untuk terjadi. Sesungguhnya kita perlu waspada dengan situasi ketika penyeldiik paranormal yang sangat antusias telah menemukan roh-roh halus di tempat yang sebelumnya tidak ada peristiswa paranormal. Mungin penggunaan peralatan canggih yang digunakan menjadi tidak realistis lagi kalau dugaan bahwa pikiran manusia dapat mempengaruhi dunia fisik telah terbukti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar