WEJANGAN PANDITA IDHOPI KEPADA ANAK RAJA PAJAJARAN (4 dari 5).
PUPUH V.17 – VI.17
12. Kaping wolu syahadat jati,
Asyhadu tiba ning rasa,
Illaha jati ning esir,
Illallahu patemu ning,
rasa ya rasa ya Rasul,
wujud tunggal sanyata,
wujudira mangko iki,
tanpa lindungan,
kang orana antara.
13. Ora na antara lan Allah,
maka tumuli akawin,
ing sajeroning goib ira,
dudu kawin-kawin rabi,
jatining basa kawin,
patemune Sirullah agung,
kalawan tayunira,
asengge dadi sawiji,
dingin siji mangko siji besuk tunggal.
14. Ora nana maning liyan,
kaping sanga babu nini,
syahadat katim kaweruhana,
sabaliking tinja kari,
a’siqe iku diri,
ma’suqe iku Yang Agung,
dupi tinja kaliwat,
a’siqe iku yang widhi,
ma’suqe iku awak ingkang sampurna.
15. Tetese ingkang sanyata,
sipat ingkang yasmitani,
curigane ingunusan,
warangkane manjing keris,
datullah den unusi,
awak manjing ming dat iku,
dudu awak kang wawag,
badan alus kang wus latip,
dingin alus mangko alus muwah benjang.
(Hal
kedelapan anakku, ketahuilah Syahadat sejati. Asyhadu sebagai turunnya
rasa, Illaha sebagai jatinya sirr, Illallahu sebagai pertemuannya rasa.
Baik rasa maupun Rasul adalah wujud tunggal yang sesungguhnya. Wujudmu
ini kelak tanpa penghalang, tanpa antara, tidak ada jarak dengan Allah.
Maka kemudian ‘kawin’ di dalam goibmu. Bukan kawin seperti halnya suami
isteri, maknanya bahasa ‘kawin’ disini ialah berjumpanya sirrullah agung
dengan ketetapan hatimu sehingga menjadi satu. Bila sekarang satu,
nanti satu, besok juga satu, tidak ada yang lainnya.
Hal
kesembilan anakku Syahadat Khatim, ketahuilah kebalikan dari ‘tinja
kari’. Asyiq-nya itu adalah diri, ma’syuq-nya itu adalah Yang Agung.
Adapun dalam ‘tinja kaliwat’, asyiq-nya itu adalah Yang Widhi,
ma’syuq-nya itu adalah badan yang sempurna, hasilnya yang nyata. Sifat
yang diisyaratkan adalah bagaikan keris yang dihunuskan, dan sarungnya
masuk kedalam kerisnya. Dzatullah dihunuskan, raga masuk kedalam dzat
itu. Bukan raga yang kasar, tapi raga halus yang sudah maha halus
[latip]. Bila sekarang halus nanti juga halus demikian sampai kelak di
kemudian hari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar