Senin, 09 April 2012

WAOSAN BABAD GALUH - PRAKATA


PRAKATA

Setelah menyelesaikan alih aksara dan penterjemahan naskah Sajarah Wali – Sunan Gunung Jati (Naskah Mertasinga) dan Sajarah Wali – Sunan Gunung Jati (Naskah Kuningan), babad yang meriwayatkan anak Prabu Siliwangi yaitu Pangeran Cakrabuana, Nyi Rara Santang dan anak keturunannya yaitu Sunan Gunung Jati, hingga Sultan-sultan di Cirebon, kemudian timbul keinginan kami untuk mengetahui kisah babad dari apa yang terjadi sebelumnya. Dalam hal itu kami merasa beruntung bahwa kami telah dipertemukan dengan naskah Waosan Babad Galuh ini yang kami peroleh dari Sultan Kasepuhan Cirebon, P.R.A.Dr.H.Maulana Pakuningrat S.H.
Naskah yang kami peroleh adalah berupa buku hasil alih aksara dari naskah aslinya yang dilakukan oleh Team Kraton Kasepuhan Cirebon sebagai hasil kerjasama dengan Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional 2003. Naskah aslinya merupakan salah satu dari koleksi naskah-naskah Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Setelah melakukan perbaikan-perbaikan seperlunya pada hasil alih aksara tersebut akhirnya kami terjemahkan dalam bentuk seperti yang pembaca lihat sekarang.
Tujuan kami dalam menterjemahkan naskah babad ini bukanlah untuk berpretensi menjadi ahli sejarah, ataupun filolog (ahli bahasa), akan tetapi lebih untuk melaksanakan keinginan kami untuk meneruskan ‘dongeng’ yang ada dalam babad ini, sehingga dapat diketahui dan dinikmati oleh generasi yang akan datang, dengan harapan bahwa apa yang didongengkan dapat dinikmati seperti halnya generasi dahulu menikmati penuturan dari juru-juru pantun. Dengan melampirkan hasil alih aksaranya, kami mengharapkan hal ini akan menjadi pelestarian dari sastra pantunnya.
Naskah ini pun tidak kami terjemahkan secara kata demi kata sebagaimana halnya terjemahan buku ilmiah, dan kalaupun kami membuat catatan-catatan kaki dan mencantumkan bagan-bagan/lampiran-lampiran dan kutipan-kutipan dari pemikiran sejarawan, maka hal tersebut kami lakukan lebih untuk memenuhi keinginan tahuan kami mengenai peristiwa/hal-hal yang tercantum di dalam naskah ini, dan juga untuk melengkapi gambaran dari apa yang dikisahkan. Secara keseluruhan, sesuai dengan kemampuan yang ada, buku ini masih jauh dari sempurna.

Mengenai waktu penyusunan naskah asli, sebagaimana tercantum dalam bagian pembukaannya disebutkan:  Naskah ini digubah pada bulan dua, tanggal dua puluh sembilan, hari Senin Wage atau tercatat sebagai tahun Be. Dalam tahun Hijriah Nabi adalah tahun seribu dua ratus delapan puluh. Dalam tahun Be itu, baru delapan belas hari saja yang dijalani. Tahun 1280 Hijriah atau tahun 1860 Masehi. Adapun penulis naskah ini adalah mantri dari Sultan Sepuh, bernama Kyai Serengrana yang tinggal di Pulasaren. Melihat tahun penulisannya berarti naskah ini ditulis pada masa Sultan Raja Sulaeman atau Sultan Syamsuddin II dari Keraton Kasepuhan Cirebon, yang memerintah dari tahun 1845 – 1880 M. Naskah asli ditulis tangan dalam huruf Arab pegon, dalam bahasa Jawa kuno dengan dialek Cirebon dan Sunda. Naskah babad ini berbentuk tembang yang berupa rangkaian dari pupuh-pupuh yang berjumlah  sebanyak  21 pupuh, 170 saleh dan 1.480 padan, yang terdiri dari :
                        1. Kasmaran / Asmarandana   =          5 pupuh.
                        2. Sinom                                  =          5 pupuh.
                        3. Dangdanggula                     =          6 pupuh.
                        4. Kinanti                                =          5 pupuh.
            Terjemahan ini dapat saya selesaikan berkat semangat yang telah diberikan oleh isteriku Mellie Melanie (alm), dan guru saya Bapak Ramadhan KH (alm), juga atas dukungan anak-anak : Galuh, Jalu, dan Jehan, keluarga besar R. Wahju Argawinata,
Selanjutnya dalam kesempatan ini kami ingin  menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh, ...... yang telah memberikan  bantuan moril maupun masukan-masukan serta koreksi hingga dapat  diterbitkannya buku ini. Juga kepada ......... yang telah mengizinkan kami untuk menterjemahkan naskah ini, dan last but not the least kepada Meta Oktavia yang telah membantu dalam pengetikan
Dengan keadaan yang telah kami ungkapkan diatas, kami ingin menyampaikan maaf bilamana terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan buku ini.  Kami akan sangat berterimakasih bilamana pembaca dapat memberikan masukan-masukan untuk dapat lebih melengkapi dan menyempurnakan buku ini.

Amman N.Wahju 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar