PRAKATA
Setelah menyelesaikan alih aksara dan penterjemahan naskah Sajarah Wali – Sunan Gunung Jati (Naskah Mertasinga) dan Sajarah Wali – Sunan Gunung Jati (Naskah Kuningan),
babad yang meriwayatkan anak Prabu Siliwangi yaitu Pangeran Cakrabuana,
Nyi Rara Santang dan anak keturunannya yaitu Sunan Gunung Jati, hingga
Sultan-sultan di Cirebon, kemudian timbul keinginan kami untuk
mengetahui kisah babad dari apa yang terjadi sebelumnya. Dalam hal itu
kami merasa beruntung bahwa kami telah dipertemukan dengan naskah Waosan Babad Galuh ini yang kami peroleh dari Sultan Kasepuhan Cirebon, P.R.A.Dr.H.Maulana Pakuningrat S.H.
Naskah
yang kami peroleh adalah berupa buku hasil alih aksara dari naskah
aslinya yang dilakukan oleh Team Kraton Kasepuhan Cirebon sebagai hasil
kerjasama dengan Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional
2003. Naskah aslinya merupakan salah satu dari koleksi naskah-naskah
Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Setelah melakukan perbaikan-perbaikan
seperlunya pada hasil alih aksara tersebut akhirnya kami terjemahkan
dalam bentuk seperti yang pembaca lihat sekarang.
Tujuan
kami dalam menterjemahkan naskah babad ini bukanlah untuk berpretensi
menjadi ahli sejarah, ataupun filolog (ahli bahasa), akan tetapi lebih
untuk melaksanakan keinginan kami untuk meneruskan ‘dongeng’ yang ada
dalam babad ini, sehingga dapat diketahui dan dinikmati oleh generasi
yang akan datang, dengan harapan bahwa apa yang didongengkan dapat
dinikmati seperti halnya generasi dahulu menikmati penuturan dari
juru-juru pantun. Dengan melampirkan hasil alih aksaranya, kami
mengharapkan hal ini akan menjadi pelestarian dari sastra pantunnya.
Naskah
ini pun tidak kami terjemahkan secara kata demi kata sebagaimana halnya
terjemahan buku ilmiah, dan kalaupun kami membuat catatan-catatan kaki
dan mencantumkan bagan-bagan/lampiran-lampiran dan kutipan-kutipan dari
pemikiran sejarawan, maka hal tersebut kami lakukan lebih untuk memenuhi
keinginan tahuan kami mengenai peristiwa/hal-hal yang tercantum di
dalam naskah ini, dan juga untuk melengkapi gambaran dari apa yang
dikisahkan. Secara keseluruhan, sesuai dengan kemampuan yang ada, buku
ini masih jauh dari sempurna.
Mengenai waktu penyusunan naskah asli, sebagaimana tercantum dalam bagian pembukaannya disebutkan: Naskah
ini digubah pada bulan dua, tanggal dua puluh sembilan, hari Senin Wage
atau tercatat sebagai tahun Be. Dalam tahun Hijriah Nabi adalah tahun
seribu dua ratus delapan puluh. Dalam tahun Be itu, baru delapan belas
hari saja yang dijalani. Tahun 1280 Hijriah atau tahun 1860 Masehi.
Adapun penulis naskah ini adalah mantri dari Sultan Sepuh, bernama Kyai
Serengrana yang tinggal di Pulasaren. Melihat tahun penulisannya berarti
naskah ini ditulis pada masa Sultan Raja Sulaeman atau Sultan
Syamsuddin II dari Keraton Kasepuhan Cirebon, yang memerintah dari tahun
1845 – 1880 M. Naskah asli ditulis tangan dalam huruf Arab pegon, dalam
bahasa Jawa kuno dengan dialek Cirebon dan Sunda. Naskah babad ini
berbentuk tembang yang berupa rangkaian dari pupuh-pupuh yang berjumlah
sebanyak 21 pupuh, 170 saleh dan 1.480 padan, yang terdiri dari :
1. Kasmaran / Asmarandana = 5 pupuh.
2. Sinom = 5 pupuh.
3. Dangdanggula = 6 pupuh.
4. Kinanti = 5 pupuh.
Terjemahan
ini dapat saya selesaikan berkat semangat yang telah diberikan oleh
isteriku Mellie Melanie (alm), dan guru saya Bapak Ramadhan KH (alm),
juga atas dukungan anak-anak : Galuh, Jalu, dan Jehan, keluarga besar R.
Wahju Argawinata,
Selanjutnya
dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan
yang diberikan oleh, ...... yang telah memberikan bantuan moril maupun
masukan-masukan serta koreksi hingga dapat diterbitkannya buku ini. Juga kepada ......... yang telah mengizinkan kami untuk menterjemahkan naskah ini, dan last but not the least kepada Meta Oktavia yang telah membantu dalam pengetikan
Dengan
keadaan yang telah kami ungkapkan diatas, kami ingin menyampaikan maaf
bilamana terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penyusunan buku ini.
Kami akan sangat berterimakasih bilamana pembaca dapat memberikan
masukan-masukan untuk dapat lebih melengkapi dan menyempurnakan buku
ini.
Amman N.Wahju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar