WEJANGAN PANDITA IDHOPI KEPADA ANAK RAJA PAJAJARAN (5 dari 5).
PUPUH V.17 – VI.17
16. Kaping sapuluhe rara,
pandadarane ing carmin,
dadi bersihing kancana,
mas tanpa huna sinangling,
iku manusa kang wis,
abadan ruhani nipun,
kang jujuluk Muhammad,
muwah ya dipun ngaweruhi,
aniteni ning manusa ratuning sajagat.
17. Iku jatine manusa,
kang abadan Ilahi,
kang wus teges badan Allah,
Sari Kabunan langkunging,
percaya ing sang wali,
acengeng tiga sadulur,
sami mantep angimanaken,
sawisiking wali,
den nya anjum ing sipat purwahita.
(Hal
kesepuluh anakku, ibarat bayangan dalam cermin. Emas kencana itu
menjadi bersihnya tanpa harus dibersihkan. Itulah manusia yang sudah
menyatu ruhaninya (dengan Illahi), yang disebut Muhammad, yang juga
mengetahui dan mengikuti manusia raja sejagat (Nabi Muhammad saw.).
Itulah sempurnanya manusia yang sudah menyatu dengan Illahi, yang sudah
merupakan badan Allah).
Sari
Kabunan meresapkan apa yang telah disampaikan oleh sang Wali, demikian
juga ketiga saudara-saudaranya. Semua sudah tetap hatinya untuk
mengimani wejangan yang telah diberikan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar